Senin, 14 November 2011

Kebijaksanaan


Tersebutlah seorang sufi bernama Nidzam al-Mahmudi, tinggal di kampung terpencil, dalam gubuk kecil. Keluarganya hidup amat sederhana. Namun, anak-anaknya cerdas & berpendidikan.

Selain penduduk kampung, tak ada yang tahu bahwa ia mempunyai kebun su...bur berhektar & perniagaan besar.



Dengan kekayaan itu, ia dapat menghidupi ratusan keluarga yang bergantung padanya. Tingkat kemakmuran pegawainya bahkan jauh lebih tinggi ketimbang sang majikan. Tapi, Nidzam merasa amat bahagia & damai menikmati hidup.

Anaknya pernah bertanya, `Kok Ayah tak membangun rumah besar & indah? Kan Ayah mampu?"

"Ada beberapa sebab Ayah lebih suka menempati gubuk ini," jawab sang sufi. "1, betapa pun besarnya rumah kita, yg dibutuhkan hanya tempat untuk duduk & berbaring. Rumah besar sering jd penjara untuk penghuninya. Sehari-hari ia mengurung diri dengan keindahan istananya, terlepas dari masyarakat & alam indah ini. Akibatnya ia kurang bersyukur kepada Allah."

"Ke2, dengan menempati sebuah gubuk kecil, kalian jadi cepat dewasa. Ingin segera memisahkan diri dari orangtua supaya dapat menghuni rumah yang lebih besar. Ke3, kami dulu cuma berdua. Kelak jadi berdua lagi setelah kalian berumah tangga. Jika kami menempati rumah besar, kelengangan suasana lebih terasa & menyiksa?"

Alangkah bijaknya sang ayah. Kekayaannya melimpah, tp keringatnya setiap hari selalu bercucuran. Ikut mencangkul & menuai hasil tanaman. Ia nikmati kekayaannya dengan cara paling mendasar. Ia tak melayang-layang dalam buaian harta. Tidak seperti hartawan lain yang hanya bisa menghitung kekayaannya dalam angka. Cuma nikmati lembaran-lembaran kertas yang disangka kekayaan tiada tara. Padahal hakikatnya tak menikmati apa-apa selain angan kosong.

"Nak, jika kubangun sebuah istana, biayanya terlalu besar. Dengan biaya sebesar itu dapat kubangun gubuk-gubuk kecil memadai untuk banyak tunawisma, bisa terangkat martabatnya jadi warga terhormat!

Ingatlah, dunia disediakan Tuhan untuk mahkluknya. Cukup untuk memenuhi kebutuhan semua penghuninya. Dunia jadi sempit & sedikit, bahkan tak cukup untuk memuaskan keserakahan seorang manusia saja."

0 komentar:

Posting Komentar